NAMA : ATIKAH RAHMAWATI
KELAS :
2EA11
NPM
: 11210214
TULISAN
KETIKA UANG 500 RUPIAH TAK ADA LAGI ARTINYA
pasti sudah tidak
asing lagi dengan uang "500 rupiah" , banyak hal yg sudah kita
lakukan/beli dengan uang itu. terkadang jika kita memiliki uang "500
rupiah" itu di saku celana, dompet, atau kantong tas justru kita sering
sekali mengacuhkan uang tersebut , karena menurut kita uang itu tidak berguna
untuk kita .
bahkan ketika kita belanja disupermarket kembalian belanja kita 500 rupiah dapat digantikan dengan 3 buah permen. Dan kita cenderung menerimanya, karena nilai uang tersebut tidaklah berarti bagi kita. Apa lagi ketika sedang berbelanja diwarung,terkadang dapat kembalian recehan 200an. Dua +100an=Rp 500 kita Cenderung berkata “ambil saja kembaliannya” karna dalam benak kita uang tersebut tidak ada nilainya terlebih dipecah menjadi recehan yang lebih kecil
atau kita pernah
menerima kembalian dari belanjaan yang isinya Rp500,- dan tiba-tiba uang tsb
jatuh dengan tak disengaja dan kita membiarkan uang tersebut dan lalu pergi
dalam pikiran kita “biar sajalah”.
saya mendapatkan sedikit cerita nyata yang patut untuk kita renungkan tentang seseorang yang memiliki perlakuan beda terhadap uang "500 rupiah" yang mereka miliki. mari kita membaca sedikit tentang cerita kisah nyata tersebut
Suasana kota tua
ramai, tapi ada pemandangan lain yang cukup berbeda pada kunjungan sekitar 3-4
tahun yang lalu, kali ini lebih banyak sepeda-sepeda. Kulangkahkan kaki ini ke
salah satu bapak yang sedang membetulkan sepeda tua, dan mulai mengajaknya
ngobrol, pak sudah lama disini, jawabnya “yah sudah sejak tahun 1970, dulu saya
ojek sepeda, sekarang saya menyewakan sepeda”. Sekarang lebih rapi yah pak,
bapak itu melanjutkan setelah ditangani museum wayang, kawasan kota tua ini
cukup rapi, dan banyak kunjungan-kunjungan turis asing dan juga kunjungan anak2
sekolah.Memang kawasan ini terasa menjadi lokasi tourisme yang masih menyimpan
keaslian bangunan-bangunan ini, walau memang sudah berubah fungsi, banyak
bangunan ini jadi tempat shooting film dan pemotretan, karena kesan tuanya dan
juga kesan seram dan angkernya.
Perut terasa lapar, dan aku muali mencari makanan yang bisa aku nikmati disini, banyak pilihan, tapi pilihan pertamaku jatuh ke batagor, sepiring batogor 7000 rupiah habis aku lahap, ditemani sebotol teh botol sosro. Saat sedang meminum teh botol itu pandanganku langsung tertuju kepada sepasang pemulung. Cukup kaget karena aku melihat adegan ini lagi, dan kali ini di Jakarta, pertama kali aku melihat seperti ini di China. Si bapak itu mengais tong sampah dan mendapati kaleng minuman, kemudian diminumnya sisa minuman itu, dan diberikan kepada istrinya juga.
Aku duduk di bawah pepohonan sambil mengamati kedua pemulung ini. mereka selalu mencari botol botol bekas minuman, mereka tidak meminta uang kepada para pengunjung kota tua, hanya mencari sisa-sisa botol minuman yang dibuang di tong sampah, atau yang dibuang sembarangan.Tanpa terduga mereka datang dan mendekatiku, dan hendak duduk disampingku tapi mereka ragu-ragu, karena juga banyak orang yang duduk disitu, melihat itu aku bilang yah duduk disini aja, sesaat mereka duduk di sampingku, bapak-bapak berbaju batik rapi dan ibu-ibu langsung berdiri meninggalkan kami, tinggalah aku dengan kedua pemulung itu, aku tahu para mata sudah tertuju ke arah kami.
Perut terasa lapar, dan aku muali mencari makanan yang bisa aku nikmati disini, banyak pilihan, tapi pilihan pertamaku jatuh ke batagor, sepiring batogor 7000 rupiah habis aku lahap, ditemani sebotol teh botol sosro. Saat sedang meminum teh botol itu pandanganku langsung tertuju kepada sepasang pemulung. Cukup kaget karena aku melihat adegan ini lagi, dan kali ini di Jakarta, pertama kali aku melihat seperti ini di China. Si bapak itu mengais tong sampah dan mendapati kaleng minuman, kemudian diminumnya sisa minuman itu, dan diberikan kepada istrinya juga.
Aku duduk di bawah pepohonan sambil mengamati kedua pemulung ini. mereka selalu mencari botol botol bekas minuman, mereka tidak meminta uang kepada para pengunjung kota tua, hanya mencari sisa-sisa botol minuman yang dibuang di tong sampah, atau yang dibuang sembarangan.Tanpa terduga mereka datang dan mendekatiku, dan hendak duduk disampingku tapi mereka ragu-ragu, karena juga banyak orang yang duduk disitu, melihat itu aku bilang yah duduk disini aja, sesaat mereka duduk di sampingku, bapak-bapak berbaju batik rapi dan ibu-ibu langsung berdiri meninggalkan kami, tinggalah aku dengan kedua pemulung itu, aku tahu para mata sudah tertuju ke arah kami.
Karena memang si
bapak pemulung ini berbau tak sedap, karena memang dia mengais2 tempat sampah
dan juga terjun ke dalam genangan air kotor untuk mengumpulkan botol plastik
dan kaleng-kaleng minuman.Kuperhatikan bapak ini, bajunya memang lusuh, dan
sandalnya juga berbeda warna, aku menduga ini juga hasil dari temuannya. Hanya
topinya saja yang keliatan bagus. “Dari pagi pak?” aku mulai mengajaknya
berbicara. “yah pak harus dari pagi ngumpulin ini, juga harus adu cepat dengan
pemulung lain” jawabnya.
“Terus dapat berapa pak nantinya dari botol-botol ini”, Keingintahuanku mulai mengalir. “Satu kilo dihargai 500 rupiah” Sambil diperlihatkan kepadaku hasilnya siang itu.
Tiba-tiba dia berlari, kea rah monument di tengah kota tua itu, karena dia melihat seorang pengunjung membuang botol plastik ke dalam monument yang tergenang air.
Aku pun mengikutinya dan melihat keadaan ini, kesanku sungguh ironis keadaan ini.
Satu kilo botol plastik dihargai 500 rupiah. Kata-kata itu masih terngiang, banyak yang bilang kalau uang 500 rupiah tidak ada artinya lagi, tapi dihadapanku, ada sepasang pemulung yang berusaha mencari 500 rupiah ini dengan susah payah.
Kehadiaran mereka
mungkin menjadi pemandangan tersendiri bagi yang memperhatikannya, dan tanpa
disadari mereka, mereka juga membersihkan kota tua ini dari sampah yang dibuang
sembarangan oleh orang berpindidikan yang belum bisa menerapkan didikannya itu
dalam kehidupan mereka. Tidak mudah memang kehidupan yang mereka hadapi di
Jakarta, banyak yang menyalahkan kenapa datang ke Jakarta, banyak yang
menyalahkan kenapa tidak sekolah dengan baik, banyak komentar lainnya yang
bilang kurang berusaha. Mungkin otak ini sudah penuh dengan kata-kata
menggurui, tapi saat aku duduk bersama dan mengobrol bersama, disitu aku hanya
merasakan perjuangan hidup mereka berat, mereka tidak menyerah akan hidup yang
sedemikian berat. Dan tanpa terasa kisah kehidupan mereka lah yang membuatku
mendapatkan pelajaran kehidupan.
Hargai rejeki yang kita dapat, berapapun besar nya gan .
Karena kita tidak tahu kapan uang "500 Rupiah" tersebut bisa
bermanfaat di lain waktu. dan gunakan uang "500 Rupiah" tersebut
dengan sebaik-baik nya
1 komentar:
The Casino Directory | JtmHub
The Casino Directory is a complete directory for casino https://access777.com/ and sportsbook 1xbet 먹튀 operators in Ireland and Portugal. gri-go.com Jtm's comprehensive directory poormansguidetocasinogambling.com provides you with more than 150 출장안마
Posting Komentar